Akai Tadak!! Buktikan bersalah baru hukum, ini buat hukuman sendiri. Sesiapa kenal tukang pukul ini, adukan kepada pihak berkuasa..
loading...
Banyak hal yang bisa membuat kita marah. Ambil contoh saja, ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang kita mau, amarah itu bisa timbul. Bisa juga karena bawahan kita yang tidak menjalankan perintah, atau karena ada orang yang menyenggol ataupun menyalib mobil kita, atau ketika macet di jalan, atau ketika ada penyeberang yang menyeberang sembarangan padahal kita sedang buru-buru atau karena hal-hal lainnya.
Kita bisa marah kepada siapa saja. Kepada teman kita, kepada orang yang tidak kita kenal, marah kepada pasangan kita, atau sebagai seorang atasan yang marah kepada bawahan ataupun malah sebagai bawahan yang tidak terima dengan keputusan atasan. Hal itu dapat menjadi bumerang buat diri kita sendiri dan amarah kita pun meluncur keluar melalui perkataan kita ataupun melalui perbuatan dan tingkah laku kita.
Akibatnya, kita pun menghadapi kejadian yang tidak mengenakkan karena perbuatan kita sendiri. Setelah amarah itu reda, baru rasa penyesalan itu datang dan bertanya di dalam hati, “Mengapa kita sampai hilang kendali dan melampiaskan emosi?” Namun, menyesal pun rasanya sudah tidak ada gunanya lagi. Atau mungkin kita tidak menyesal tapi kejadian yang kita alami selanjutnya dengan orang itu tidak akan pernah sama lagi.
Itulah sebabnya, Alkitab katakan bahwa orang yang marah adalah orang yang bodoh. Kita sudah merusak suatu hubungan dengan kemarahan kita. Jangan biarkan amarah menguasai diri kita karena tidak ada gunanya sama sekali. Dinginkan kepala terlebih dahulu jika memang ada orang yang bertingkah laku atau berbuat salah kepada kita. Tegur mereka dengan penuh kasih dan bukannya dengan amarah. Orang yang menjauhi perbantahan ataupun pertengkaran adalah orang yang terhormat. Jadi, mulailah melatih diri kita untuk tidak cepat marah tapi memberkati.
loading...
Post a Comment